Ratusan Guru Diduga Tinggalkan Tugas, Kabid SMP Dispendik Banyuwangi Sebut Pembelajaran Daring

BANYUWANGI – Dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional (HGN) 2024, ratusan guru dan sejumlah kepala sekolah di Banyuwangi diduga menghadiri acara di Surabaya. Keberangkatan mereka memunculkan pertanyaan terkait pelaksanaan tugas utama di sekolah, terutama soal regulasi kegiatan belajar-mengajar.

Saat dikonfirmasi, Didik, Kasi SMPN Banyuwangi, menyatakan bahwa siswa tetap tidak diliburkan, melainkan menjalani pembelajaran daring.

“Tidak libur, belajar tetap dilakukan secara daring,” ungkapnya, Sabtu (24/11).

Namun, muncul kekhawatiran dari sejumlah pihak terkait guru dan kepala sekolah yang meninggalkan tugas utama tanpa izin cuti resmi.

“Kalau cuti, monggo dipersilakan,Tetapi jika tidak cuti, konsekuensinya mereka akan dipanggil ke kantor,” tegas Didik.

Saat ditanya apakah semua guru dan kepala sekolah yang menghadiri acara di Surabaya sudah mengajukan cuti, Didik menjawab singkat, “Betul.” Pernyataan ini memunculkan asumsi bahwa kehadiran mereka di acara tersebut dilakukan dengan persetujuan cuti bersama.

Menanggapi pelaksanaan pembelajaran daring saat guru tidak berada di tempat, Didik menyebut bahwa hal tersebut dilakukan berdasarkan petunjuk pimpinan.

Sementara dilangsir Media Online, Kepala Bidang Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, Alfian, telah menginstruksikan agar setiap sekolah hanya mengirimkan satu atau dua perwakilan untuk menghadiri acara tersebut. la menegaskan bahwa proses pembelajaran seharusnya tetap berjalan tanpa harus meliburkan siswa.

“Kami sudah mengimbau agar setiap sekolah hanya mengirimkan satu atau dua perwakilan untuk menghadiri kegiatan HUT PGRI ke-79 dan Hari Guru Nasional di Unesa, Surabaya. Kegiatan belajar- mengajar harus tetap berjalan seperti biasa, tidak boleh dialihkan ke daring atau diliburkan,” ujar Alfian.

la juga menambahkan bahwa kehadiran guru dalam acara seremonial tersebut tidak boleh mengorbankan hak siswa untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

“Kami ingin memastikan bahwa pembelajaran tetap menjadi prioritas utama. Kalau ada sekolah yang memberangkatkan rombongan besar hingga meliburkan siswa, itu di luar arahan yang sudah kami sampaikan,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts