Sinergi BRIN, Perhutani, dan BKSDA Lestarikan Rafflesia Banyuwangi

Banyuwangi – 28 April 2025,
Rafflesia zollingeriana, bunga langka dan endemik yang tumbuh di Hutan Perhutani KPH Banyuwangi Utara, menjadi fokus upaya konservasi dan edukasi lingkungan yang diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada 22–23 April 2025. Bertempat di Kampung Batara, Desa Kalipura, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, kegiatan ini menggandeng masyarakat lokal serta pemerhati lingkungan.

Rafflesia zollingeriana merupakan salah satu spesies unik yang hanya ditemukan di 15 provinsi di Indonesia, termasuk Jawa Timur. Bunga ini tumbuh di petak 68a seluas 478 hektare di kawasan hutan HAS RPH Gombeng, BKPH Ketapang, KPH Banyuwangi Utara, dan tersebar di 37 titik. Sebagai flora dilindungi, keberadaannya diatur dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1990, PP No. 7 Tahun 1999, dan Permen LHK No. P.106 Tahun 2018.

Kegiatan edukasi dan konservasi dipimpin oleh Ibu Febrina Artauli Siahaan dari Pusat Riset Botani Terapan BRIN, bersama Ibu Dewi Lestari dari Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN, didukung oleh Septi Andriki, penggiat konservasi Rafflesia dari Bengkulu. Masyarakat Blok Papring, Kalipuro, mendapatkan pembelajaran tentang pentingnya menjaga dan melestarikan habitat alami Rafflesia.

“Pembelajaran ini penting agar masyarakat paham bahwa kita memiliki kekayaan hayati yang harus dijaga. Kami berharap kegiatan semacam ini berlanjut dan tidak hanya sebatas seremoni,” ungkap Widi, tokoh pemerhati lingkungan setempat.

Wakil Administratur KPH Banyuwangi Utara, Edi Purwanto, menegaskan bahwa Rafflesia zollingeriana telah dimasukkan dalam Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT) dan sesuai dengan prinsip pengelolaan hutan berkelanjutan Forest Stewardship Council (FSC) prinsip ke-9, yaitu nilai konservasi tinggi.

Kegiatan ini juga didukung oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah V Banyuwangi. “Kami sangat antusias dan mendorong kegiatan ini untuk menambah kekayaan jenis tumbuhan di BKSDA Banyuwangi,” ujar Nurul Huda Sani, Polhut Terampil BKSDA Wilayah 13.

Melalui edukasi dan upaya konservasi ini, diharapkan Rafflesia zollingeriana tetap lestari, menjadi ikon ekowisata berkelanjutan, serta memberikan manfaat ekonomi dan edukasi bagi masyarakat setempat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Prove your humanity: 3   +   8   =