Banyuwangi – Adanya foto screenshot yang tertuliskan nama Kades (Kepala Desa) Dadapan Jajuli ini diduga menyebarkan video bermuatan Purno alias syur melalui pesan WhatsApp Group menimbulkan pertanyaan sejumlah orang yang berada di grup tersebut.
Informasi yang dihimpun, Diketahui Group WhatsApp yang dimaksud yakni bernama “Tali Persaudaraan” selain nomor Kades Dadapan yang ada di group tersebut ada juga sejumlah deretan nomor-nomor milik kepala desa, Camat yang berada di kabupaten Banyuwangi.
Dari narasumber yang terpercaya Sebut saja Boy, dia menjelaskan melalui nomor Milik kades Dadapan yang sering kali mengirimkan beberapa foto dan video purno walau sudah ditegur namun video itu tetap disebar hingga puluhan video tidak senonoh itu.
“Yang mengirim itu nomornya pak kades, saya yakin itu nomornya pak kades Jajuli (Dadapan) karena saya sering menghubungi nomor beliau ya nomor itu,” ucapnya, Senin (15/04/2024).
Kata dia, dengan menyebarkan foto dan video tersebut beberapa camat merasa resah dan risih, setelah mendapatkan teguran terakhir Jajuli akhirnya mengeluarkan diri dari group tersebut.
“Akhirnya pak Jajuli keluar group dengan sendirinya,” ujarnya.
Salahsatu camat di Banyuwangi yang gabung di Group WhatsApp itu, menegaskan bahwa yang mengirimkan adalah nomor milik Jajuli yang saat ini menjabat kepala desa Dadapan.
“Alah ruwet iku, ngirim gediguan (video dan foto syur),” ujarnya.
Dia mengatakan Jajuli tidak hanya sekali dia mengirimkan foto dan video tidak senonoh itu padahal waktu itu di bulan Ramadhan 1445 H.
“Bulan puasa ngirim gediguan (foto dan video porno),” kesalnya.
Sementara Kepala Desa Dadapan, Jajuli, Dirinya mengakui bahwa nomor miliknya itu pernah bergabung di group itu namun dia tidak merasa untuk mengirimkan video dan foto porno atau “yes no”
“Kadung bengen tau milu Ning group iku (kalau dulu pernah ikut di group itu), ngakunya.
Dia menjelaskan bahwa dia sudah keluar dari group tersebut, setelah munculnya dirinya tidak tau sama sekali siapa yang mengirim foto dan video porno itu.
“Bengen kedehalu wes isun tau (Mengirim) Dulu yang dahulu sudah saya pernah)),” jelas Jajuli.
Dirinya malah minta diperjelas nomor yang digunakan untuk mengirimkan video-video itu.
“Coba diperjelas nomor pengirimnya, kirim ke saya,” pinta dia.
Dirinya menegaskan bahwa ia mengaku tidak pernah mengirimkan video-video porno yang tidak patut dibagikan di dalam group itu.
“Saya tidak merasa (mengirim), saya khawatir si kecil salah mencet-mencet,” katanya.