BANYUWANGI – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani terus mendorong digitalisasi layanan di sektor kesehatan. Luasnya wilayah Banyuwangi harus dijembatani dengan pemanfaatan teknologi untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan.
Hal tersebut disampaikan Bupati Ipuk saat Rapat Koordinasi Kesehatan di Banyuwangi, Senin (04-12-2023). Acara tersebut diikuti ratusan tenaga kesehatan dan para penyedia layanan kesehatan se-Banyuwangi. Termasuk rektor perguruan tinggi kesehatan dan perwakilan organisasi profesi kesehatan.
“Banyuwangi ini sangat luas. Tantangan pelayanan kesehatannya sangat kompleks. Tanpa digitalisasi, kita tidak akan bisa berlari cepat,” kata Bupati Ipuk dengan tegas.
Menurut Bupati Ipuk, teknologi kesehatan ada tiga aspek. Pertama, di sisi penanganan kesehatannya, dalam arti teknologi peralatan kesehatannya. Pemkab terus berikhtiar melengkapinya di Banyuwangi secara bertahap sesuai kemampuan fiskal daerah.
“Kita juga terus mendapat dukungan dari Kementrian Kesehatan, seperti melengkapi 45 Puskesmas se-Banyuwangi dengan USG untuk memantau kehamilan para ibu. Secara rutin, juga kami datangkan dokter ahli kandungan untuk memeriksa pasien di Puskesmas. Sehingga bisa terhindar dari risiko-risiko,” bebernya.
Kedua, teknologi yang mampu memudahkan pelayanan kesehatan ke rakyat. Salah satu contohnya adalah integrasi RSUD dengan seluruh puskesmas, sehingga sistem rujukan bisa cepat. Begitu pasien di puskesmas dirujuk, di RS sudah terkonfirmasi dengan segala detilnya.
“Itu baru satu contoh. Belum lagi kalau kita bicara bagaimana teknologi membantu mempersingkat waktu tunggu pasien, memudahkan pencarian rekam medis, mengurai antrean di farmasi, mengedukasi warga agar hidup sehat, mengoneksikan kebutuhan pasien Banyuwangi rujukan ke Surabaya di Rumah Singgah yang ada di sana, dan sebagainya. Tapi ini bukan soal aplikasi baru, kita harus integrasikan ke Smart Kampung,” jelas Ipuk.
Ketiga, teknologi dalam membantu manajemen rumah sakit dan puskesmas, dari sisi customer internal alias karyawan, mulai dari kinerja, administrasi, hingga reward and punishment.
Dalam kesempatan itu, Ipuk juga menegaskan agar layanan jemput bola terus digalakkan. Selain juga koordinasi yang intens antar RSUD dengan kepala puskesmas untuk mengantisipasi berbagai masalah kesehatan.
“Jangan tunggu masalah datang, RSUD dan puskesmas harus jemput bola. Cek ke lapangan. Termasuk yang terpenting adalah rutin jemput bola warga yang sakit dan ibu hamil berisiko tinggi,” kata Ipuk.
“Direktur RSUD dan kepala puskesmas wajib rapat mingguan bersama. Tidak harus offline, bisa online agar efisien dan tidak mengganggu pelayanan. Sesekali boleh rapat offline di salah satu puskesmas secara bergiliran. Ini perlu dilakukan,” imbuhnya.
Ipuk juga mengingatkan agar semua layanan kesehatan mengantisipasi masalah kesehatan saat memasuki musim penghujan.
“Kita memasuki musim hujan. Kita sama-sama siaga. Kan trennya sudah diketahui dari tahun ke tahun. Bisa diantisipasi,” ucap Ipuk
Ditambahkan Plt Kepala Dinas Kesehatan Amir Hidayat, rakor ini juga sebagai ajang evaluasi kinerja tahun 2023, serta meneropong target kinerja tahun depan.
“Itulah kami mengundang stake holder kesehatan untuk menindaklanjuti apa yang disampaikan Bupati,” kata Amir.
Dalam kesempatan itu juga dilakukan pencanangan vaksinasi Hepatitis B bagi para tenaga kesehatan. (*)